Kalimat Rancu

Kata yang paling tepat untuk menjelaskan kata rancu adalah kacau. Jadi kalimat rancu adalah kalimat yang kacau. Kalimat rancu bukanlah kalimat yang efektif, dan kalimat yang efektif tentulah tidak rancu. Kalimat rancu terjadi karena kekacauan pikiran orang yang membuat kalimat. Kerancuan kalimat dapat menimbulkan kesalahpahaman.

Perhatikan contoh kalimat rancu berikut ini.

1. Di dalam buku itu membicarakan tentang demokrasi.

2. Para peserta ujian yang membawa HP harap dimatikan.

3. Waktu dan tempat kami persilakan.

4. Bagi yang kehilangan buku harap diambil di kantor.

Pada kalimat 1 terdapat dua kerancuan. Pertama, subjek kalimat tidak jelas. Siapa yang membicarakan? Kalau subjek kalimatnya adalah buku itu maka tidak dibenarkan diahului oleh kata depan di dalam. Kedua, penggunaan kata tentang tidak tepat, karena imbuhan me-kan pada kata membenarkan menuntut adanya objek langsung, lain halnya dengan kata berbicara yang harus diikuti oleh kata tentang. Kerancuan terjadi karena kata berbicara dianggap sama dengan membicarakan. Kalimat rancu tersebut terbentuk dari tiga kalimat efektif seperti di bawah ini. Pencampuradukan kalimat efektif inilah yang menjadikan kalimat itu menjadi rancu.

* Dalam buku itu dibicarakan demokrasi (subjek kalimatnya adalah demokrasi, tanpa objek pelaku).
* Buku itu membicarakan demokrasi (subjeknya adalah buku itu, demokrasi adalah objek).
* Buku itu berbicara tentang demokrasi (kalimat ini tidak berobjek, demokrasi adalah pelengkap).

Kalimat rancu lainnya (pada contoh di atas) dapat disusun secara efektif sebagai berikut.

* Para peserta ujian yang membawa HP harap mematikan HP-nya.
* Waktu dan tempat kami berikan /haturkan (yang disilakan adalah orang bukan benda).
* Yang kehilangan buku harap mengambilnya di kantor.

Demikikan uraian ini, pembaca yang merasa kurang jelas dengan uraian ini, kami peersilakan untuk mengajukan pertanyaan.

Posting Komentar

0 Komentar