Kiprah Kaum Muslimin Sebagai Penganut Agama Ilmu dan Amal



Kiprah Kaum Muslimin Sebagai Penganut Agama Ilmu dan Amal
Antara Harapan dan Kenyataan

Irfa Razak, S.Pd.

Sebagai generasi yang dilahirkan dengan bekal Agama dan berilmu, juga dilahirkan jauh setelah negeri ini menganggap dirinya mapan, sangat kronis sekali manakala dituntut berfikir kritis menyikapi apa yang telah terjadi. Lemahnya pengamalan ilmu agama sehingga menimbulkan dekadensi pada sendi-sendi moral, agama, budaya dan ekonomi itu sendiri yang pada akhirnya telah membawa bangsa ini membudayakan korupsi dengan tanpa disadari.
Memang tak mudah mengubah mental bangsa ini, meskipun dengan berbagai kekayaan alam yang diwariskan, karena malas dan kurang pemikiran yang matang akhirnya bangsa ini pun tergadaikan. Kita sangat prihatin manakala cadangan emas kita di Tembagapura Papua yang dikelola oleh perusahaan Amerika dengan sistem kontrak karya yang merugikan negara. Sebenarnya dimana kapasitas masyarakat kita selaku masyarakat yang beragama juga berilmu?
Selain itu kita telah banyak pula menyaksikan aparat pemerintah melakukan pungutan-pungutan dengan dalih biaya administrasi padahal itu melanggar aturan tertulis yang telah digariskan. Apakah ini tidak bisa dikategorikan sebagai korupsi, jawabnya jelas inilah korupsi.
Sulit terlukis, berat hati untuk mengatakan jangan mencoba akrab dengan para koruptor karena mereka adalah pemutus kesejahteraan bagi rakyat sekalian. Harapan yang selalu hanya mampu singgah dengan gejolaknya yang sangat tinggi namun kenyataan berkata lain dengan apa yang selalu kita harapkan.
Pembangunan bangsa kita terhambatkah? Jelas, keuangan yang seharusnya masuk kas APBD untuk pembangunan wilayah malah masuk kantong pribadi sebagai modal untuk memperkaya diri pejabat korup.
Ebit G Ade hanya mampu menyarankan coba kita tanya pada rumput yang bergoyang, namun tuntunan agama tidak begitu. Islam menegaskan janganlah kalian melakukan persekutuan yang menyengsarakan umat karena itu sama saja dosanya dengan orang yang pertama mengajak kalian.
Islam yang terlahir sebagai agama pembaharu guna meluruskan ajaran tauhid, fikih, akhlaq juga setiap detail dari perikehidupan manusia telah menguraikan betapa luasnya agama Islam sebagaimana firman Allah yang artinya Jikalau saja air lautan dijadikan tinta untuk menuliskan ilmu dan kebesaran Allah maka tak akan cukup bagimu untuk menuliskannya.
Tiada kata terlambat begitulah pepatah orang bijak bahakan Allah SWT pun menjamin dengan Firman-Nya yang artinya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka berusaha untuk mengubahnya. Jelas disini peranan agama sebagai sumber dasar ilmu pengetahuan juga amalan-amalan umat manusia masyarakat Indonesia pada khususnya sebagai modal yang paling utama guna menyelaraskan pembangunan yang telah terhambat karena adanya korupsi.
Disinilah kiprah kaum muslimin sebagai transformator dan perombak kebathilan harus segera dilakukan. Langkah kecil menuju perbaikan hendaklah kita tegakkan dan ini akan sangat berarti manakala kita sadar bahwa hambatan terbesar kita di depan ialah korupsi dan para koruptor sebagai sang dalang.
Oleh karena itu marilah kita bangun persamaan persepsi bahwa koruptor itu penghambat pembangunan dengan berlandaskan ajaran Agama Islam lewat Ilmu-ilmunya yang telah mengatur tata kehidupan manusia yang dari hal-hal yang paling kecil hingga yang besar sekalipun. Ingat sebagai seorang muslim yang menganut agama ilmu kita harus berbuat secepat mungkin sebelum mengkronis, jangan hanya mengutarakan harapan-harapan setelah melihat kenyataan tanpa melakukan tindakan apa pun. Amalan yang pertama dilihat adalah niatnya, maka luruskan niat kita guna terwujudnya Baldatun Toyyibatun Warabbun Ghofur. Allah selalu menyertai kita, Amien.

Posting Komentar

1 Komentar